Dodol Nyak Mai yang "Bersejarah".

Minggu, 17 Januari 2010




Proses pembuatan Dodol Betawi "Nyak Mai" di kawasan Situ Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan

Juriah (40), membuat makanan Dodol di Kawasan Cagar Budaya Betawi Situ Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu (26/12/2009). Selain Dodol beberapa makanan khas Betawi seperti Tape Uli, Geplak, Wajik masih sering dibuat oleh warga yang tinggal disini.
Subur (39), membuat makanan Dodol di Kawasan Cagar Budaya Betawi Situ Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan.


Siapa tak tahu dodol? Penganan tradisional ini bisa dijumpai saat kita berkunjung ke sejumlah wilayah di Indonesia, baik Pulau Jawa maupun Sumatera.
Entah kenapa, merasakan dodol dari berbagai daerah itu, ada saja perbedaan rasanya. Padahal, bahan pembuatnya sama. Soal rasa memang tak bisa diseragamkan. Kali ini, cerita dodol datang dari sebuah kampung yang dikukuhkan sebagai kawasan Perkampungan Budaya Betawi Situ Babakan. Letaknya, di sekitar Situ Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan.Coba saja kesana, dan tanyalah dimana Anda bisa mendapatkan Dodol Betawi. Jawabannya pasti sama : Dodol Nyak Mai! Siapa Nyak Mai?
Ya, Dodol Nyak Mai memang sudah terkenal seantero Jakarta. Para pengunjung yang datang ke Situ Babakan, pasti menyempatkan diri mencari dodol yang cukup "bersejarah" ini.
Konon, Nyak Mai merupakan orang yang pertama kali terkenal sebagai pembuat dodol di Situ Babakan. Wanita yang digambarkan berkerudung dan berkacamata ini sudah mulai membuat dan menjual dodol sejak puluhan tahun lalu. Nyak Mai sudah meninggal dunia tahun 2007 lalu. Kini, usahanya diteruskan dua putrinya, Juwani dan Juriah.
Ditemui di rumahnya -tak jauh dari kawasan wisata Situ Babakan-, Juwani menuturkan, keahlian membuat dodol sudah diwariskan secara turun temurun. "Nenek saya juga ahli buat dodol, nurun ke enyak , terus ke saya dan kakak saya. Jadilah sekarang meneruskan usaha enyak ," kata Juwani kepada Kompas.com, Sabtu ( 26/12/2009 ).
Ia mengatakan, ada resep khusus yang diturunkan ibunya. "Khususnya soal takaran, hanya saya dan kakak saya yang tahu," ujarnya saat ditanya resep rahasia yang membuat dodolnya menjadi primadona.
Biasanya, Juwani dan Juriah, dibantu dua orang warga sekitar, membuat dodol dua hari sekali. Pembuatan dodol yang memakan waktu dan tenaga, memang tak bisa dibuat setiap hari. Bayangkan, untuk mengaduknya hingga kental dan benar-benar "jadi" membutuhkan waktu minimal 6 jam. Kalau porsi pembuatan lebih besar, pengadukan bisa 10-12 jam.
"Itu capek lo, makanya enggak tiap hari. Tapi, kalau orang datang, stok dodol pasti ada. Kadang juga ada orang yang telepon, pesan dulu baru diambil," kata Juwani.
Daya tahan dodolnya, ujar Juwani, bisa hingga 1 bulan tanpa dimasukkan kulkas. "Kalau dimasukin kulkas bisa sampai 3 bulan. Ditanggung enggak 'bulukan'. Saya jamin," ujarnya.
Rahasianya, Nyak Mai berpesan pada Juwani agar tak sekalipun mengurangi takaran berdasarkan resep yang diberikan. Jika dikurangi, maka hasilnya pasti tak akan memuaskan. Satu kali pembuatan, Juwani minimal menghabiskan 15-20 kilogram ketan, 25 kilogram gula jawa dan santan yang dihasilkan dari 50 butir kelapa. Meskipun harga gula jawa mahal, Juwani berusaha tak menggantikannya dengan gula pasir.
"Rasanya beda, makanya biar mahal saya tetap pakai gula jawa," katanya.
Untuk setengah kilogram dodol dihargai Rp15.000 yang diwadahi dalam plastik mika. Jika membeli 1 kilogram (Rp30.000), Juwani menempatkannya pada sebuah mangkok jaring yang terbuat dari plastik. Nah, kalau mau beli dalam porsi besar, akan ditempatkan pada sebuah plastik mika besar yang memuat 3 kilogram dodol. Harganya Rp90.000.
Pada libur panjang atau lebaran, dalam sehari Juwani bisa menjual hingga 700 kilogram dodol. Terkadang, ia harus menolak pesanan karena stok tak mencukupi. "Yang beli banyak dari luar Jakarta juga. Pas lebaran kemarin, telepon enggak berhenti, bunyi terus. Pesanannya sampe ditolak-tolak karena enggak sanggup buat," kisahnya.
Meski sudah terkenal di seantero Jakarta, Juwani tetap mempertahankan usahanya menjadi usaha rumahan dan belum berpikiran merambah pasar yang lebih besar dan modern. Mempertahankan ketradisionalan, menurutnya, akan membuat Dodol Betawi lebih memiliki nilai dan tidak pasaran.
Penasaran ingin merasakan? Anda bisa langsung datang untuk melihat proses pembuatannya, atau bisa telepon ke 021-78891960 . Rasanya? Hmmm...legit dan kenyal! Silakan buktikan!


Sumber : www.kompas.com
Penulis: ING , Foto : Kompas Images/Dhoni Setiawan

0 komentar:

Posting Komentar

 
 
 
 
Copyright © Situs Betawi