Lenong

Minggu, 20 Desember 2009

Hasil perkembangan teaterisasi teater tutur gambang rancag menjadi teater peran adalah terbentuknya lenong, yang secara visual memperlihatkan unsur-unsur luar, terutama unsur Cina. Hal ini disebabkan sebagaimana orkes Gambang kromong pada masa awal pertumbuhannya, dibina dan dikembangkan oleh masyarakat keturunan Cina. Lenong biasa dilengkapi dengan dekor5 yang disesuaikan pada babak-babak cerita. Pertunjukannya biasanya dimulai dengan permainan musik Gambang Kromong, yang membawakan lagu-lagu baku sebagai berikut : Dimulai dengan tetalu dimainkan musik lagu-lagu berirama Mars (istilah setempat Mares), secara instrumental, berfungsi sebagai musik ilustrasi untuk memanggil penonton supaya pada datrang. Dalam pembukaan pertunjukkan, dimainkan acara Hormat Selamat dengan membawakan lagu Angkat Selamet. Sementara dalam acara ekstra biasanya dibawakan lagu-lagu khas Betawi seperti Jali-jali, Persi, Stambul, Cente Manis, Seret Balok, renggong Manis dan lain-lain. Lakon-lakon pada masa awal pertumbuhannya berkisar di sekitar cerita kerajaan, karena itu timbul ungkapan "kaya raja lenong", untuk menunjukkan orang yang bergaya feodal. Perlengkapan dan pakaiannya, sesuai dengan sifat cerita yang disajikan, tergolong mewah, gemerlapan. Dengan demikian dapat diperkirakan, bahwa pemilik Lenong adalah orkes gambang Kromong sebagai musik pengiringnya. Berdasarkan cara pertunjukan, cerita yang dibawakan, masyarakat pendukungnya dan sebagainya, terdapat beberapa sebutan terhadap teater yang tergolong Lenong itu, yakni : Lenong Dines, Wayang Senggol, Wayang Sumedar, Lenong Preman dan Wayang si Ronda.



Referensi :DINAS KEBUDAYAAN DAN PERMUSEUMAN PROPINSI DKI JAKARTA, Ikhtisar Kesenian Betawi, 2003


Sumber :DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN



0 komentar:

Posting Komentar

 
 
 
 
Copyright © Situs Betawi