Judul
Kelompok
- Anak Betawi (3)
- Bangunan Sejarah (15)
- Cerita Betawi (3)
- Gubernur (13)
- Kampung Tua (11)
- Kesenian (9)
- makanan (2)
- Sejarah (37)
- Wilayah (1)
Nimbrung
|
Mau Kenal
- Wahyudin
- Generasi yang masih cinte ame budaye serte adat istiadatnye.....Betawi
Bangunan Sejarah
Diposting oleh Wahyudin di Minggu, Agustus 28, 2011 0 komentar
Situs Betawi
Assalamualaikum Wr Wb
Buat Encang ,Encing , Enyak , Babe ...
Diposting oleh Wahyudin di Minggu, Agustus 28, 2011 1 komentar
Menggali Jejak Stasiun Batavia Noord dan Batavia Zuid
Diposting oleh Wahyudin di Sabtu, Februari 13, 2010 0 komentar
Label: Bangunan Sejarah, Sejarah
Dari Prinsen Straat ke Prinsen Park
Posisi Gerbang Amsterdam berhadap-hadapan dengan stadhuis atau balai kota yang kini menjadi Museum Sejarah Jakarta (MSJ).Pendatang dari Eropa yang mengunjungi Batavia melalui laut sebelum 1885 – ketika Tanjungpriok selesai dibangun – akan berlabuh di pelabuhan Sunda Kelapa dan melintas di sepanjang sisi selatan Prinsen Straat. Mereka akan terus melaju ke arah selatan menuju Weltevreden. Di tahun 1860-an jalan ini merupakan salah satu jalanan sibuk dengan kegiatan bisnis dan perdagangan, khususnya di siang hari. Di malam hari kawasan ini sepi karena para pekerja yang kebanyakan orang Eropa memilih tinggal di “kota atas”, Weltevreden.Hingga abad 20, kawasan Prinsen Straat atau Jalan Cengkeh berisi berbagai kantor, gudang, dan bangunan bisnis milik bangsa Eropa.Gerbang Amsterdam, demikian ditulis Scott Merrllees dalam Batavia in The Nineteenth Century Photograhps, merupakan satu-satunya peninggalan dari Kastil Batavia yang dihancurkan Daendels pada sekitar 1808-1809. Gerbang itu merupakan pintu masuk Kastil Batavia sisi selatan dan terletak di sisi utara dari stadhuis. Amsterdam Poort pertama kali dibangun pada abad 17. Sampai abad 19, gerbang ini terus mengalami perubahan. Misalnya, di zaman Gubernur Jenderal GW Baron van Imhoff yang berkuasa pada 1743-1750, gerbang itu berganti gaya menjadi Rococo.
Pradaningrum Mijarto
Diposting oleh Wahyudin di Sabtu, Februari 13, 2010 0 komentar
Label: Kampung Tua, Sejarah
'Naar Boven' ke Tanahabang, Jangan Lupa Membatik
Tanah Abang dilihat dari dataran tinggi Weltevreden dengan Trem Elektrik milik Bataviasche Elektrische Tram Maatschappi.
Tanah Abang West (Jl Abdul Muis) di sisi kiri ada kanal, tahun 1860-an.
Kawasan luas itu memerlukan lalulintas penghubung, yaitu kanal. Satu nama yang tak bisa dilupakan dalam pembuatan kanal di Batavia adalah Kapitan China Phoa Bing Gam. Pada 1648 ia menggali terusan di Molenvliet sampai ke Kali Ciliwung di sisi timur, ke barat hingga ke ujung Kebon Sirih – kini got yang mengalir di sepanjang Jalan Tanah Abang Timur/Abdul Muis.
Diposting oleh Wahyudin di Sabtu, Februari 13, 2010 0 komentar
Label: Kampung Tua, Sejarah
Kucir Thaucang, Kwa-Thaucang, dan Plaatgramophone
Kucir thaucang
TIO Tek Hong, pria Tionghoa peranakan biasa kelahiran Pasar Baru yang sudah mengirup udara Batavia sejak 7 Januari 1877. Ia bukanlah siapa-siapa, sebelum akhirnya meluncurkan karya kisah kenangan, Kenang-kenangan: Riwajat-hidup Saja dan Keadaan di Djakarta dari Tahun 1882 sampai Sekarang. Karya itu terbit tahun 1959. Melalui karya itu, ia seperti mengizinkan generasi di masa kini bahkan mendatang, meminjam matanya untuk melihat Jakarta di abad 19 hingga pertengahan abad 20. Lebih tepat lagi, menengok bagaimana warga Tionghoa peranakan menjalani hidup di masa itu.
Diposting oleh Wahyudin di Sabtu, Februari 13, 2010 0 komentar
Label: Sejarah
Legenda Kampung Gedong
Trah Van Riemsdjik di Groeneveld
Diposting oleh Wahyudin di Senin, Februari 01, 2010 0 komentar
Label: Bangunan Sejarah, Kampung Tua, Sejarah